Sejarah MTS Al-Azhar Mojokerto 2024
PA Al-Azhar Mojokerto adalah sebuah pondok Madrasah terletak di jantung Kota Mojokerto, Jawa Timur. Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur adalah lembaga pendidikan berbasis Islam (Madrasah) dibawah naungan organisasi penduduk islam Persatuan Islam (Persis) melalui Bidang Garapan (Bidgar) Tarbiyah pp walisongo Persis yang terletak di Jl. Mengadakan pendekatan kepada para tokoh dan aktifis PERSIS (internal) khususnya dahulu, juga dengan tokoh penduduk Cianjur, didalam usaha mengantisipasi beraneka rintangan dan ancaman berasal dari beragam pihak yang tidak puas terhadap keberadaan PERSIS dan PAnya.
Pada periode ini, meskipun Pesantren yang dikehendaki belum terwujud, tetapi dengan usaha-usaha tersebut, Yayasan sudah berhasil mempertahankan tanah wakaf di Ulujami berasal dari bermacam rongrongan, antara lain BTI PKI kala itu. Akan tetapi ternyata program berikut dirasakan masih belum menambahkan jawaban atas kegalauan tersebut. Seorang pewakaf yakni Malik Abdus Salam memberikan tanahnya untuk pembangunan sekolah. Artikel ini merupakan anggota berasal dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Desa ini adalah keliru satu desa di Kecamatan Ngemplak yang berbatasan di anggota selatan bersama dengan Sungai Pepe, tak sekedar Gagaksipat, Ngesrep dan Sawahan. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ngemplak dan Gedung IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Kecamatan Ngemplak, berada di dukuh Sanggrahan, Donohudan, dan sering menjadi area syi'ar agama Islam. Embarkasi/Asrama Haji yang berada di dukuh Ngemplak Jithengan, Donohudan, jadi pusat pemberangkatan ribuan calon jamaah haji dari provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terkandung Asrama Haji Donohudan yang digunakan untuk para jamaah haji dari Embarkasi Surakarta. Masjid merupakan elemen yang tak sanggup dipisahkan bersama Pesantren dan dianggap sebagai daerah yang paling tepat untuk edukatif para santri, terutama didalam praktik ibadah lima waktu, khotbah dan salat Jumat dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.
Selain mendidik umat lewat Madrasah, Mbah Mangli termasuk aktif laksanakan dakwah dan syiar Islam ke berbagai wilayah pulau Jawa. Ust. Syarif Sukandi yang diberikan kepercyaaan untuk mengelola PA Al-Azhar, melaksanakan penataan-penataan, baik kelembagaan maupun mahajinya (kurikulum). Setelah Tgk H Abdul `Aziz Bin M Shaleh wafat (1989) bersama dengan hasil kesepakatan para Alumni dan Masyarakat, PA selanjutnya dipimpin oleh salah seorang menantunya yakni Tgk H Hasanoel Basry Bin H Gadeng, Dia adalah lulusan Madrasah itu sendiri (Ma`hadal Ulum Diniyah Islamiyah Masjid Raya Samalanga Kabupaten Bireuen), dimasa kepemimpinan beliau Madrasah berikut semakin bertambah pula muridnya, baik berasal dari didalam maupun berasal dari luar Provinsi Aceh, yang sa`at ini udah mencapai 1.979 orang santri, terdiri dari 1.269 santriwan dan 710 santriwati, dan juga dibantu oleh 185 orang dewan guru, 126 orang guru selalu dan 59 orang guru cadangan, terdiri dari (175 orang guru laki-laki dan 10 orang perempuan).
Menurut riwayat sejarah peletakan batu pertama Madrasah Al-Azhar ini dijalankan oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M, sejalan bersama dengan peletakan pertama masjid raya Samalanga. Dalam sebagian peluang ide berikut dikemukakannya dan diamini oleh para ustaz senior di Wahdah Islamiyah dan disepakati berada di bawah koordinasi Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar. HA, menirukan oknum pengajar tersebut. Dalam era kepemimpinan dia, dulu diperbantukan kepada Tgk M Shaleh lebih tidak cukup 2 th. dikarenakan Tgk H Hanafiah berangkat ke Mekkah untuk meningkatkan Ilmu Pengetahuannya, Setelah Tgk H Hanafiah wafat (1964) Madrasah Al-Azhar tersebut dipimpin oleh keliru seorang menantu dia yakni Tgk H Abdul `Aziz Bin M Shaleh, dia ini adalah lulusan dari Bustanul Muhaqqiqin Dayah Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan. Dan bisnis menjalani Pesantren pernah pula dicoba dengan menampung kurang lebih 9 anak dari Ulujami dan Petukangan, yakni pada th. 1963-1964. Dan th. 1972 menampung tidak cukup lebih 15 anak di Petukangan, tetapi ke-2 bisnis itu didak dapat dilanjutkan bersama beraneka ada masalah yang timbul.
Jenis kegiatan Ma’hadiyah yang ditetapkan oleh Pengurus bermacam-macam, sesuai dengan tingkatan santri. Sedangkan kegiatan Madrasiyah adalah kesibukan yang kudu diikuti seluruh santri yang mukim di PPS dan murid yang sekolah dari tempat tinggal walinya, sesuai bersama dengan tingkatan madrasah masing-masing. Homeschooling majemuk. Model ini ditunaikan oleh beberapa keluarga dengan kegiatan-kegiatan spesifik juga kesibukan pokok dan kegiatannya selamanya ditunaikan di rumah masing-masing. Selain berada di bawah koordinasi ketua umum, ACS sesungguhnya didirikan oleh Mas d. Desa Sidogiri didirikan oleh Sayyid Sulaiman, seorang Sayyid bermarga Basyaiban dari Cirebon. Keberadaan Pondok Pesantren Persatuan Islam merupakan realisasi nyata berasal dari konsep jihad (program kerja) yang telah dicanangkan oleh Persatuan Islam (PERSIS) sebagaimana termaktub didalam Qanun Asasi dan Qanun Dakhili PERSIS. Persatuan Islam sementara ini punyai kira-kira 250 PA yang tersebar di semua Indonesia termasuk didalamnya di kabupaten Cianjur.
Saat ini banyak instansi pendidikan nonformal yang berdiri bersama dengan gunakan brand homeschooling tetapi aktivitas studi dikerjakan di lembaga. Sekolah tempat tinggal dilakukan di rumah, di bawah pengarahan orang tua dan tidak dilaksanakan di tempat resmi lainnya layaknya di sekolah negeri, sekolah swasta, atau di institusi pendidikan lainnya bersama dengan tipe kegiatan studi terstruktur dan kolektif. Setelah santri yang jadi banyak berdatangan, lahirlah inisiatif untuk membangun gubuk atau asrama di samping rumah kyai. Karena lokasi awal berdirinya Al-Azhar dirasa sempit agar tidak terlalu mungkin lagi untuk mengembangkan asrama peranan menampung kuantitas anak didik yang tambah lama semakin bertambah, maka dia bersama istri (Ibu Hj. Ayahnya, Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Umar Basyaiban al-Alawi, merantau ke Nusantara berasal dari Tarim, Hadramaut, namun ibu Sayyid Sulaiman, Syarifah Khadijah, adalah putri Sultan Cirebon yang nasabnya tersambung kepada Sunan Gunung Jati. Mbah mangli merupakan putra kedua berasal dari Kyai Imam, yang menurut silsilahnya masih keturunan berasal dari Maulana Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati. Menurut penduduk setempat, Kiai Kertotaruno adalah keturunan Sunan Giri, salah satu ponpes wali song penyebar agama Islam di Tanah Jawa.
Pondok Pesantren Al-Azhar kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (religious-based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi termasuk kurikulum yang menyentuh masalah penduduk (society-based curriculum). Untuk sistem kaderisasi, Pengasuhan Santri tidak turun segera menangani kehidupan santri, akan tapi ada sebuah organisasi santri yang berfaedah mendukung menjalankan pengarahan pada kehidupan santri dan organisasi pelajar tersebut bernama Organisasi Pelajar Pondok Modern. Setelah makin lama hari semakin banyak santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah kiai. Apalagi para santri harus menginap di asrama sepanjang sistem pendidikan. Akibatnya di dalam satu asrama yang miliki kapasitas 200 orang, kudu ditaruh 250 santri. Kegiatan Ma’hadiyah adalah kegiatan yang perlu diikuti semua santri yang mukim di PPS.
PA Al-Azhar Mojokerto adalah sebuah pondok Madrasah terletak di jantung Kota Mojokerto, Jawa Timur. Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur adalah lembaga pendidikan berbasis Islam (Madrasah) dibawah naungan organisasi penduduk islam Persatuan Islam (Persis) melalui Bidang Garapan (Bidgar) Tarbiyah pp walisongo Persis yang terletak di Jl. Mengadakan pendekatan kepada para tokoh dan aktifis PERSIS (internal) khususnya dahulu, juga dengan tokoh penduduk Cianjur, didalam usaha mengantisipasi beraneka rintangan dan ancaman berasal dari beragam pihak yang tidak puas terhadap keberadaan PERSIS dan PAnya.
Pada periode ini, meskipun Pesantren yang dikehendaki belum terwujud, tetapi dengan usaha-usaha tersebut, Yayasan sudah berhasil mempertahankan tanah wakaf di Ulujami berasal dari bermacam rongrongan, antara lain BTI PKI kala itu. Akan tetapi ternyata program berikut dirasakan masih belum menambahkan jawaban atas kegalauan tersebut. Seorang pewakaf yakni Malik Abdus Salam memberikan tanahnya untuk pembangunan sekolah. Artikel ini merupakan anggota berasal dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Desa ini adalah keliru satu desa di Kecamatan Ngemplak yang berbatasan di anggota selatan bersama dengan Sungai Pepe, tak sekedar Gagaksipat, Ngesrep dan Sawahan. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ngemplak dan Gedung IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Kecamatan Ngemplak, berada di dukuh Sanggrahan, Donohudan, dan sering menjadi area syi'ar agama Islam. Embarkasi/Asrama Haji yang berada di dukuh Ngemplak Jithengan, Donohudan, jadi pusat pemberangkatan ribuan calon jamaah haji dari provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terkandung Asrama Haji Donohudan yang digunakan untuk para jamaah haji dari Embarkasi Surakarta. Masjid merupakan elemen yang tak sanggup dipisahkan bersama Pesantren dan dianggap sebagai daerah yang paling tepat untuk edukatif para santri, terutama didalam praktik ibadah lima waktu, khotbah dan salat Jumat dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.
Selain mendidik umat lewat Madrasah, Mbah Mangli termasuk aktif laksanakan dakwah dan syiar Islam ke berbagai wilayah pulau Jawa. Ust. Syarif Sukandi yang diberikan kepercyaaan untuk mengelola PA Al-Azhar, melaksanakan penataan-penataan, baik kelembagaan maupun mahajinya (kurikulum). Setelah Tgk H Abdul `Aziz Bin M Shaleh wafat (1989) bersama dengan hasil kesepakatan para Alumni dan Masyarakat, PA selanjutnya dipimpin oleh salah seorang menantunya yakni Tgk H Hasanoel Basry Bin H Gadeng, Dia adalah lulusan Madrasah itu sendiri (Ma`hadal Ulum Diniyah Islamiyah Masjid Raya Samalanga Kabupaten Bireuen), dimasa kepemimpinan beliau Madrasah berikut semakin bertambah pula muridnya, baik berasal dari didalam maupun berasal dari luar Provinsi Aceh, yang sa`at ini udah mencapai 1.979 orang santri, terdiri dari 1.269 santriwan dan 710 santriwati, dan juga dibantu oleh 185 orang dewan guru, 126 orang guru selalu dan 59 orang guru cadangan, terdiri dari (175 orang guru laki-laki dan 10 orang perempuan).
Menurut riwayat sejarah peletakan batu pertama Madrasah Al-Azhar ini dijalankan oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M, sejalan bersama dengan peletakan pertama masjid raya Samalanga. Dalam sebagian peluang ide berikut dikemukakannya dan diamini oleh para ustaz senior di Wahdah Islamiyah dan disepakati berada di bawah koordinasi Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar. HA, menirukan oknum pengajar tersebut. Dalam era kepemimpinan dia, dulu diperbantukan kepada Tgk M Shaleh lebih tidak cukup 2 th. dikarenakan Tgk H Hanafiah berangkat ke Mekkah untuk meningkatkan Ilmu Pengetahuannya, Setelah Tgk H Hanafiah wafat (1964) Madrasah Al-Azhar tersebut dipimpin oleh keliru seorang menantu dia yakni Tgk H Abdul `Aziz Bin M Shaleh, dia ini adalah lulusan dari Bustanul Muhaqqiqin Dayah Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan. Dan bisnis menjalani Pesantren pernah pula dicoba dengan menampung kurang lebih 9 anak dari Ulujami dan Petukangan, yakni pada th. 1963-1964. Dan th. 1972 menampung tidak cukup lebih 15 anak di Petukangan, tetapi ke-2 bisnis itu didak dapat dilanjutkan bersama beraneka ada masalah yang timbul.
Jenis kegiatan Ma’hadiyah yang ditetapkan oleh Pengurus bermacam-macam, sesuai dengan tingkatan santri. Sedangkan kegiatan Madrasiyah adalah kesibukan yang kudu diikuti seluruh santri yang mukim di PPS dan murid yang sekolah dari tempat tinggal walinya, sesuai bersama dengan tingkatan madrasah masing-masing. Homeschooling majemuk. Model ini ditunaikan oleh beberapa keluarga dengan kegiatan-kegiatan spesifik juga kesibukan pokok dan kegiatannya selamanya ditunaikan di rumah masing-masing. Selain berada di bawah koordinasi ketua umum, ACS sesungguhnya didirikan oleh Mas d. Desa Sidogiri didirikan oleh Sayyid Sulaiman, seorang Sayyid bermarga Basyaiban dari Cirebon. Keberadaan Pondok Pesantren Persatuan Islam merupakan realisasi nyata berasal dari konsep jihad (program kerja) yang telah dicanangkan oleh Persatuan Islam (PERSIS) sebagaimana termaktub didalam Qanun Asasi dan Qanun Dakhili PERSIS. Persatuan Islam sementara ini punyai kira-kira 250 PA yang tersebar di semua Indonesia termasuk didalamnya di kabupaten Cianjur.
Saat ini banyak instansi pendidikan nonformal yang berdiri bersama dengan gunakan brand homeschooling tetapi aktivitas studi dikerjakan di lembaga. Sekolah tempat tinggal dilakukan di rumah, di bawah pengarahan orang tua dan tidak dilaksanakan di tempat resmi lainnya layaknya di sekolah negeri, sekolah swasta, atau di institusi pendidikan lainnya bersama dengan tipe kegiatan studi terstruktur dan kolektif. Setelah santri yang jadi banyak berdatangan, lahirlah inisiatif untuk membangun gubuk atau asrama di samping rumah kyai. Karena lokasi awal berdirinya Al-Azhar dirasa sempit agar tidak terlalu mungkin lagi untuk mengembangkan asrama peranan menampung kuantitas anak didik yang tambah lama semakin bertambah, maka dia bersama istri (Ibu Hj. Ayahnya, Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Umar Basyaiban al-Alawi, merantau ke Nusantara berasal dari Tarim, Hadramaut, namun ibu Sayyid Sulaiman, Syarifah Khadijah, adalah putri Sultan Cirebon yang nasabnya tersambung kepada Sunan Gunung Jati. Mbah mangli merupakan putra kedua berasal dari Kyai Imam, yang menurut silsilahnya masih keturunan berasal dari Maulana Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati. Menurut penduduk setempat, Kiai Kertotaruno adalah keturunan Sunan Giri, salah satu ponpes wali song penyebar agama Islam di Tanah Jawa.
Pondok Pesantren Al-Azhar kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (religious-based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi termasuk kurikulum yang menyentuh masalah penduduk (society-based curriculum). Untuk sistem kaderisasi, Pengasuhan Santri tidak turun segera menangani kehidupan santri, akan tapi ada sebuah organisasi santri yang berfaedah mendukung menjalankan pengarahan pada kehidupan santri dan organisasi pelajar tersebut bernama Organisasi Pelajar Pondok Modern. Setelah makin lama hari semakin banyak santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah kiai. Apalagi para santri harus menginap di asrama sepanjang sistem pendidikan. Akibatnya di dalam satu asrama yang miliki kapasitas 200 orang, kudu ditaruh 250 santri. Kegiatan Ma’hadiyah adalah kegiatan yang perlu diikuti semua santri yang mukim di PPS.